NTT – Desa Wae Lolos di Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin berkembang. Dijuluki “Desa 1.000 Air Terjun”, lokasi ini menyuguhkan suasana pegunungan yang sejuk dan panorama lembah sejauh mata memandang, hingga Labuan Bajo, destinasi terkenal super prioritas.
Vae Lolos Nature sangat cocok bagi traveller yang ingin meningkatkan kesehatan. Kesunyian alam pegunungan menyembunyikan sejuta pesona. Di sini Anda dapat menikmati trekking, hiking, dan berkemah. Hampir setiap tempat di Vae Lolos memiliki pesona dan rasa eksplorasi yang menyenangkan. Silakan gulir untuk informasi lebih lanjut.
Jalan Menuju Wae Lolos Ada 4 desa di desa ini: Langgo, Rangat, Tembel dan Ndengo. Dari Labuan Bajo sekitar 50 menit, belok kanan di Persimpangan Lango di seberang jalan menuju Hot Mixes. Sesampainya di desa Lango, mobil diparkir disana. Lanjutkan perjalanan melalui jalan tanah lingkar luar Kampung Langgo di sekitar markas desa Wae Lolos.
Menyusuri sejuknya Sungai Vae Lango di tengah Hutan Lango hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Pengunjung yang menuju Vae Lolos harus didampingi oleh pemandu lokal atau penduduk setempat yang mengetahui daerah pegunungan setempat.
Trekking ke puluhan air terjun Pada awal tahun 2023, kelompok trekking Kunca Plias (Pocdarvis), bekerja sama dengan kampus pariwisata Institut Politeknik El Bajo Commudus dan pemerintah desa, menyelesaikan penataan rute trekking ke beberapa lusin air terjun.
Pembangunan jalan setapak dan jembatan penyeberangan dilakukan di tempat-tempat sensitif demi kenyamanan wisatawan. Rute trekking ini membawa para tamu ke padang pasir yang subur dengan medan yang memacu adrenalin.
Cabang-cabang pohon bergelantungan di sepanjang jalan, dan anggrek hutan tumbuh subur, memanjakan mata. Beragamnya flora dan fauna yang terdapat di sepanjang jalur seolah memenuhi tubuh dengan energi positif. Trekking dengan kicauan burung endemik Flores dan elang yang berkeliaran di sekitar kawasan hutan lindung Puarlolo tentu menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Ketua Pokdarwis Desa Wae Lolos Kunka Plias Robert Perkasa mengatakan, desanya diberi nama desa “1.000 air terjun” karena sungai-sungai di hutan Wae Lolos banyak menghasilkan air terjun, yang dalam bahasa setempat disebut kunka.
“Di sini banyak kunk atau air terjun, ada Kunka Meleng, Kunka Plias, Kunka Tiwu Galong, Kunka Rii, Gua Lango, Kunka Liang Lango, Kunka Vene, Kunka Wongka atau Kunka Niki, Kunka Wa Reha dan Kunka Lolos.” kata Robert Percasa kepada Schmeler.
Terdapat banyak tempat wisata di sekitar air terjun, antara lain Gardu Pandang Toto Neenu, Desa Adat Rangat, dan Pemandian Air Panas Wae Lua. Di bawah ini rekomendasi 12 destinasi wisata terapeutik untuk liburan Anda di Vae Lolos.
1. Air Terjun Kunka Meleng Tempat pertama yang akan Anda temui adalah Air Terjun Kunka Meleng. Terletak di dekat perkebunan lokal.
2. Air Terjun Kunka Plias I Kunka Plias menawarkan panorama alam yang unik. Air terjun ini mengalir dari celah-celah batu alam. Kolam itu kecil di bawah rerimbunan pohon. Selain keunikan alamnya, Kunka Plias rupanya mempunyai sejarah sejarah sebagai tempat pemandian orang-orang sakti seperti Tabira atau dukun yang mempunyai kekuatan khusus. Penduduk setempat memanggilnya “ata mbeko” (dukun).
Dahulu, sebelum rumah sakit dan dokter ada, dukun membantu masyarakat sekitar yang sedang sakit atau sakit. Para pasien yang sembuh dimandikan secara ritual di “plyas” di muara (kunga) sungai dekat air terjun. Karena itulah air terjun ini dinamakan Kunka Plias. Plias artinya penyembuhan penyakit dan kelemahan.
3. Air Terjun Kunka Plias II Air terjun ini terletak di dekat Kunka Plias I. Air terjun ini mengalir sepanjang kontur tebing batu yang lebar.
4. Air Terjun Tiwu Galong Tak jauh dari Kunka Playas terdapat Air Terjun Kunka Tiwu Galong. Air terjun ini tak kalah unik dengan Kunka Plias dan punya cerita sejarah tersendiri. Ceritanya, pada masa penjajahan Belanda, para menir selalu mandi di kolam Kunka Galong (tivu). Disebut Thiwu Galong karena terdapat cekungan yang sangat dalam di antara dua batu besar. Airnya bersih dan sejuk.
5. Air Terjun Kunka Wongka Sekitar 65 meter dari gua batu terdapat air terjun lainnya yaitu Kunka Wongka. Kunka Wongka terletak di tengah rindangnya pepohonan. Air terjun ini mengalir melalui celah batu yang bentuknya seperti palung yang panjangnya beberapa puluh meter.
Di ujung palungan terdapat sebuah kolam dalam yang dikelilingi dinding batu yang curam dan sangat curam. Ada dua cekungan gua gelap di kedua sisi batu. Gua tersebut ternyata adalah istana ribuan kelelawar. Karena itulah penduduk setempat menyebut air terjun ini Kunka Wongka atau Kunka Niki.
Air yang jatuh di dinding batu dan genangan air di kolam di bawahnya menimbulkan riak-riak seperti gelombang laut di tengah hutan, menjadikannya unik.
Namun di tengah kesunyian, Anda akan dihibur dengan ribuan kelelawar yang terbang hilir mudik melintasi langit-langit air terjun. Uniknya, saat musim hujan, ribuan kelelawar berkeliaran di suatu tempat. Di musim kemarau mereka kembali ke istana gua dengan membawa air terjun.
Keunikan lainnya. Kontur air terjun ini tidak bisa terlihat sepenuhnya kecuali Anda memiliki keahlian memanjat bebatuan atau pohon kayu yang tumbuh di tepi tebing batu terjal. Kamera Anda hanya dapat menangkap bagian tertentu dari air terjun. Menggunakan drone pun sangat beresiko karena air terjunnya ditumbuhi pepohonan yang lebat dan lebat.
6. Air Terjun Kunka Lolos Air terjun selanjutnya adalah Kunka Lolos. Dari Kunka Wae Rekha jaraknya sekitar 500 meter. Untuk menuju air terjun Kunka Lolos, Anda harus melewati medan yang sangat ekstrim dan lereng yang terjal. Namun pepohonan yang tumbuh lebat di sepanjang jalan terjal memberikan penyangga agar tidak tergelincir.
Kunka Lolos mengalir dari muara Sungai Vae Lolos. Dibandingkan dengan air terjun sebelumnya, Kunka Lolos letaknya terpisah dari air terjun lainnya dan lebih dekat dengan jalan raya Langgo Werang.
Panorama Kunka Lolos pun tak kalah uniknya. Air terjun ini mengalir sepanjang kontur tebing batu setinggi 100 meter. Dinding batu yang ditutupi lumut berwarna kuning kehijauan ini menjadi rumah bagi banyak gua dan istana burung endemik Flores, seperti elang Flores. Sayangnya, burung raksasa ini tidak bisa dilihat setiap saat, melainkan hanya pada momen-momen tertentu saja. Biasanya pada bulan Oktober, elang Flores muncul dari tempat persembunyiannya.
Kunka Lolos terletak di tengah hutan. Tenang tapi menyenangkan. Alam di sekitarnya damai. Jauh dari keramaian yang bising. Tanpa polusi. Airnya jernih, segar, dan udaranya sejuk karena dikelilingi pepohonan tinggi yang rimbun.
Suara gemericik air yang membubung dari atas tebing berbatu seakan menyambut pengunjung. Di kaki air terjun ini terdapat sebuah kolam yang cukup besar. Selain itu, terdapat batu-batu besar yang diletakkan di sekeliling kolam untuk diduduki para tamu.
Air terjun ini mudah diakses melalui Jalan Raya Lango Verang. Masuk dari jalan dekat sebuah rumah di desa Tembel, lalu seberangi jalan melewati hutan kayu merah dan tempat lilin asli. Jarak dari jalan utama sekitar beberapa ratus meter.
Sebelum mencapai air terjun ini, mata Anda akan menikmati pemandangan persawahan. Di antara persawahan kini terdapat kolam ikan milik warga sekitar.
7. Air Terjun Kunka Rii dan Mitos Pelangi. Namun jangan gegabah. Meski pemandangannya menakjubkan, kolam di atas awan ini sangat berbahaya. Sebab di beranda kolam air terjunnya menjulang secara vertikal hingga ketinggian beberapa puluh meter. Sebelum air mengalir ke jurang yang dalam, air dari kolam dialirkan ke kolam kecil yang terletak di muara jurang. Limbah dari kolam di atas awan mengalir bebas ke ngarai Kunka Rii. Kunka (air terjun), Rii (buluh).
Yang membuat air terjun ini unik adalah letak kolamnya yang berada di atas puncak air terjun. Di dasar air terjun hanya terlihat batu-batu besar yang sangat licin. Hal ini tentu berbeda dengan air terjun di tempat lain. Keunikan lainnya adalah pelangi “tumbuh” di air terjun ini setiap harinya. Jika ingin berenang di kolam atau air terjun, waktu terbaik untuk berenang adalah sekitar pukul 10.00 – 13.00 WITA. Kali ini tidak boleh dilewatkan.
Kode alamnya adalah jika pelangi menghilang, kita disarankan untuk segera meninggalkan area tersebut. Cloud Pool dan Air Terjun Kunka Rii adalah tempat baru yang tersembunyi di hutan belantara. Tempat wisata ini menjadi ikon desa wisata “Air Terjun Seribu” Vae Lolos. Sangat bersih dan cerah.
Bagi Anda yang menyukai petualangan, tempat ini akan menjadi pilihan tepat untuk Anda menginap di Desa Wisata Vae Lolos.
8. Air Terjun Liang Languo I Setelah menikmati keindahan kolam di atas awan, tempat selanjutnya adalah Air Terjun Liang Languo I. Air terjun ini mengalir melalui kolam batu raksasa dengan kolam dalam di tengah hutan. 9. Air Terjun Liang Languo II Kedua air terjun ini terletak di dekat gua batu raksasa (liang). Kedua air terjun tersebut merupakan tempat pemandian nenek moyang penduduk setempat.
10. Kolam di atas awan Tempat wisata alam lain di desa Vae Lolos adalah “kolam di atas awan”. Letaknya kurang lebih 650 meter dari Desa Lango. Kolam ini menyerupai telaga kecil dan kedua sisinya ditutupi oleh mangkok batu alam.
Kolam renang ini terletak di bawah rindangnya pepohonan. Di bagian beranda, kolam terlihat terbuka sehingga sinar matahari langsung menyinari permukaan kolam. Berkat pantulan cahayanya, kolam ini terus berubah warna tergantung cuaca. Pada siang hari, kolam ini berwarna biru karena cakrawala harian menyinari permukaan kolam.
Berenang atau bersantai di beranda kolam ini akan membuat Anda serasa berada di atas awan. Di tengah kesunyian dan suara gemericik air, Anda bisa menikmati indahnya panorama alam pegunungan yang hijau. Cabang-cabang pohon bergelantungan. Anggrek hutan menghiasi latar belakang kolam ini. Sangat romantis. Dedaunan yang rimbun menutupi kolam batu yang mengelilingi pantainya, membuatnya semakin mengundang pengunjung.
10. Puncak wisata spiritual Toto Nina. Setelah menyusuri air terjun dan Kolam Di Atas Awan, objek wisata selanjutnya di desa ini adalah Bukit Toto Ninu dan desa adat Rangat di desa Rangat.
Puncak bukit Toto Ninu terletak di jalan sebelum desa Rangat atau sekitar 500 meter dari lembah. Dari puncak bukit ini Anda bisa mengagumi pemandangan alam Mbeliling dan hamparan sawah yang luas.
Udara siang hari sungguh luar biasa sejuk. Bagi Anda yang menginginkan perjalanan spiritual, di puncak bukit terdapat tempat sembahyang – Gua Maria dan Kristus Raja, yang menempel pada dinding batu bersejarah.
Di bagian atas di dekatnya terdapat dua buah batu yang menyerupai wajah manusia. Legenda mengatakan nenek moyang suku Liang Mboha berubah menjadi fosil batu di puncak Bukit Toto Ninu.
11. Desa Adat Rangat Selain kaya akan potensi wisata alam yang indah dan menakjubkan, Desa Wae Lolos juga memiliki Desa Adat Rangat yang terletak di kaki Gunung Mbeliling. Destinasi budaya dan wisata ini menampilkan 15 rumah panggung yang ditata elegan mengelilingi rumah rakun tradisional yang telah dilestarikan selama beberapa generasi.
Desain bangunannya memadukan nuansa budaya asli Kempo-Manggarai Barat yang khas. Rumah panggung ini ditopang oleh sembilan tiang kayu berbentuk bulat. Delapan tiang pancang dan satu tiang utama (siri nok).
Rangka atapnya berbentuk limas dan dilapisi ijuk. Sebanyak 14 rumah panggung mempunyai ukuran dan tinggi yang sama. Kecuali satu bagian gendang (rumah adat induk) yang ukurannya lebih besar.
Setiap rumah panggung mempunyai tangga (rede) dan dikelilingi oleh tiang panjang (sersorang) yang menyudut ke arah tangga. Rumah-rumah panggung berdiri kokoh di sekeliling kompang (altar) batu yang dibuat dengan cermat di tengah desa.
Desa Rangat juga memiliki sumber air bersih. Sumber mata airnya berasal dari akar rumpun bambu dan dinaungi oleh rimbunnya pohon pinang yang tumbuh disekitarnya.
Bambu mengalir dari mata air untuk mandi. Lokasi sendang ini berjarak kurang lebih 20 meter dari perkampungan adat. Sensasi berenang di air pancuran yang jernih di bawah rerimbunan pepohonan menambah keunikan Wae Lolos. Hiasan alam pegunungan hijau yang asri di desa adat ini akan memberikan kenikmatan fotografi bagi Anda.
12. Pemandian Air Panas Vae Lua Saat berada di desa wisata Vae Lulos, kunjungan ke sumber air panas yang ada di Desa Ndengo tidak boleh dilewatkan. Penduduk setempat percaya bahwa air ini efektif menyembuhkan penyakit kulit.
Mitos Vae Lua: Mandi dengan air mineral panas dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Penduduk setempat juga percaya bahwa sumber air panas Wae Lua pasti ada hubungannya dengan gunung berapi yang meletus ribuan tahun lalu.
Konon pada masa perburuan, sebelum diperkenalkannya pertanian seperti yang kita kenal, sawah Ndengo masih berupa hutan. Sabana dan semak belukar merupakan habitat berbagai jenis satwa liar.
Nenek moyang orang Ndengo bernama “Umpu Bobok” dan istrinya membangun sebuah gubuk (Bonggok) di tempat ini. Oompu Bobok tinggal di tempat ini selama bertahun-tahun. Dalam berburu, Oompu Bobok mengandalkan ilmu gaib.
Pada suatu hari, ketika istrinya Umpu Bobok sedang menyiapkan daging hasil buruan suaminya, tiba-tiba awan bergulung dan hujan pun turun dengan derasnya sehingga menimbulkan banjir bandang yang meluapkan tepian sungai Wae Rakang dan Wae Brisung.
Oompu Bobok, istrinya dan gubuknya hanyut terbawa banjir. Beberapa hari setelah bencana, sumber air panas muncul di bekas pondok. Penduduk setempat menyebut sumber air panas ini “Vae Lua” (Vae = air, Lua = mendidih).
Sekarang tempat ini menjadi persawahan bagi penduduk setempat. Untuk melindungi tanaman padi, sumber air panas dipisahkan dengan cara menggali parit agar air panas tidak menyentuh tanaman padi. Konon, saat turun ke sawah, warga harus selalu saling menyapa sebelum sampai di pemandian air panas: “Empo, mame hang ga?” (Nenek, apakah nasinya sudah matang?)
“Kami langsung disambut gelembung-gelembung air mendidih dan buih. Hal ini merupakan respon terhadap semangat “Ompu Bobok” yang pernah tinggal di tempat ini. “Jadi air panas ini merupakan perwujudan kesaktian Umpu Bobok yang pernah tersapu banjir pada masa lalu,” kata Robert.
Dibutuhkan waktu kurang lebih 60 menit dengan mobil dari Labuan Bajo untuk mencapai sumber air panas di Desa Ndengo. Satu rute mengarah ke air terjun Kunka Lolos atau Kunka Rami dan Danau Sano Nggoang. Sesampainya di Simpang Ndengo, belok kanan menyusuri jalan menuju lokasi Kunka Rami.
Dari Ndengo Junction, hanya dibutuhkan waktu 10 menit berjalan kaki melewati persawahan untuk mencapai sumber air panas. Dari Ndengo Junction, hanya dibutuhkan waktu 10 menit untuk mencapai sumber air panas.
Peningkatan Kunjungan Robert Perkasa mengatakan, pada Juni hingga Desember 2023, jumlah wisatawan lokal yang berkunjung ke Desa Vae Lolos sebanyak 1.220 orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 480 orang.
Pada Januari 2024, jumlah pengunjung akan meningkat signifikan. Total wisatawan nusantara – 805, wisman 49 orang. Wisatawan lokal membayar Rp5.000 per orang, biaya parkir kendaraan roda dua Rp5.000 per unit dan mobil Rp10.000 per unit.
Sedangkan untuk wisman dikenakan tarif Rp10.000 per orang, kendaraan roda dua dikenakan tarif Rp5.000 per unit, dan mobil Rp10.000 per unit.
“Kami membutuhkan beberapa sarana dan prasarana pendukung terkait aksesibilitas, peningkatan kapasitas pemandu lokal, serta pelatihan di bidang wisata alam. “Selama dua tahun destinasi wisata alam ini dikelola oleh masyarakat lokal,” kata Robert Percasa.
Selain pelatihan, Pokdarwis yang menjalankan kegiatan pariwisata di Vae Lolos membutuhkan berbagai sarana dan prasarana pendukung.
“Khususnya peningkatan aksesibilitas, promosi brosur atau baliho, bingkai baik di pintu masuk maupun di fasilitas wisata alam. Kami juga membutuhkan toilet, ruang ganti yang sesuai, dan tempat sampah. “Selain itu, kami juga aktif memberikan pendampingan dan pelatihan kepada pemandu lokal dan warga yang menjalankan usaha stand dan kuliner lokal,” tutup Robert.
Laporan: Joe Kenaru Diterpa Angin Kencang dan Gelombang Tinggi, Kapal Kargo Kapal Logistik Labuan Bajo Bersama Empat Penumpang Tenggelam di Perairan Labuan Bajo Seture, Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT Schmeler, 9 Maret 2024)